keramahan kota mengikuti,,
oleh David Bian pada 30 September 2011 jam 3:25
Mengapa hening malam tak mampu membius nuasa keindahan jiwa yg tak pernah mengabaikan
Bagaimana tentang rencana esok hari
Ketika mata tertutup,untuk melihat warna,nuasa harum semerbak keindahan tentang bagaimana apa yg harus layak dihadapan mata,
Berdiri,duduk terpaku penuh kekhawatiran tentang masa depan sesungguhnya,
Hingga pagi menjelang rasa letih tak terlihat dari kegelapan mata,penuh keasyikan,menyibukkan diri dari perbagi cerita,seolah nyata,nampak dgn lika liku suara kesaksian,
Ingin bermimpi bagaimana akhirnya namun seketika hayalan,tak nampak hanya harapan-harapan penuh kecemasan,yang membayangi dibelakang pundak,penuh,ketakutan yg teryata tak bermakna kebodohan diri mengikuti kaki dari pejalan kaki yg tak beranggapan tentang jati diri hidup,
Sehingga kabut malam mencoba perlahan mendinginkan keadaan membuat ramai keadaan dengan pemikiran jernih ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar